Jasad (Indonesia)

Jasad
merupkan band Brutal Death Metal asal Kota Bandung(Jawa Barat) -
Indonesia yang dibentuk pada tahun 2000 dengan formasi awal Ferli pada
Gitar, Dani pada Drum, Yoel pada Bass,dan Man pada Vokal.Musik dan gaya
permainan mereka banyak dipengaruhi band-band brutal death metal asal
amerika seperti Suffocation dan Devourment.Setahun setelah dibentuk
mereka merilis Full Album yang diproduksi oleh label Rottrevore
Records,album ini diberi titel " Witness of Perfect Torture " berisi
tujuh lagu,pada tahun yang sama Demo " Ripping the Pregnant " berisi 3
lagu yang mana ketiga lagunya dimasukkan ke album perdana mereka,pada
2005 mereka menandatangani kontrak dengan perusahaan rekaman Sevared
Records untuk pembuatan album " Annihilate the Enemy ",dan karya mereka
kembali dapat kita dengar di Album Demo promo mereka " Jasad Promo 2010 "
yang berisikan 2 lagu dan diproduksi sendiri.

Line up :
Diskografi :

" Witness of Perfect Torture "
CD, 2001, Rottrevore Records
Track List :
1.Diamaton
2.Ripping the Pregnant
3.Ejaculate on Rottrevore
4.The Amelia's Revenge
5.Urine campur Nanah
6.Belati Berkarat
7.Witness of Perfect Torture
Via Indowebster
File by Yudigrind

" Annihilate the Enemy "
CD, 2005, Sevared Records
Track List :
1.Raking the Weak
2.Dismember Pleasing
3.Binasakan Benih Bidadari
4.Getih Jang Getih
5.Annihilate theEnemy
6.FFF
7.Jemput Ajal,Cari Mati
8.Pathetic Unidentified Obssesion
9.Rotten Body Fluids
10.Bless myWrath
Via Mediafire
File by Khozin Asror
Size 33.17 MB

" Promo 2010 "
Track List :
1.Precious moment to Die
2.Rebirth ov Jatisunda
Via Mediafire
Size 17.18 MB
Ditulis oleh
Snow fall in The Dark Night
di
00.13
BUKAN HANYA SUKSES MEMBANGUN SCENE, MEREKA JUGA SUKSES MEREKONSTRUKSI SUDUT PANDANG BARUDAK BANDUNG TERHADAP BUDAYA LELUHUR.

RASANYA akan basi jika membahas Jasad hanya dari
kacamata musik mereka. Itu karena musik yang mereka mainkan sudah tak
punya lagi celah untuk dikritisi. Waktu dan jam terbang telah mengantar
Jasad pada level musikalitas di atas rata-rata sehingga apa pun yang
mereka rilis sudah menjadi jaminan kualitas.
Jasad sekarang bukan hanya dikenal sebagai band pengusung brutal
death metal garda depan. Jasad adalah ikon suksesnya sebuah akulturasi
antara budaya barat dan lokal. Merekalah yang meretas konvensi
menyelipkan unsur budaya Sunda di antara kebrutalan dan kebisingan
metal. Tak heran bila Jasad dianggap bukan hanya tonggak penting scene
Bandung Underground. Jasad juga jadi tiang pancang sebuah dekonstruksi
kecenderungan di mana memakai atribut budaya lokal adalah juga sebuah
kebanggaan.
Banyak literatur yang beredar di dunia maya menyebutkan Jasad
didirikan tahun 2000. Namun, Jasad sebenarnya sudah ada sejak 1990.
Formasi awal Jasad terdiri dari Yuli, Tito, dan Faried. Tahun 1992,
mereka mengalami pergantian personel setelah Faried keluar. Dengan
formasi kedua yang terdiri dari Yuli, Tito, Hendrik, dan Abut, mereka
merilis dua singel yang direkam secara live, yakni Life ‘n Die dan
Fuckin’ Education.
Line up Jasad kembali berubah pada 1994. Yayat, Yadi Behom, dan Dani
masuk menggantikan Hendrik, Tito, dan Abut. Praktis hanya Yuli
satu-satunya personel asli yang masih tersisa. Dengan line up Yadi Behom
(vokal), Yayat (gitar), Yuli (bas), dan Dani (drum), Jasad mengeluarkan
EP C’est La Vie yang dirilis Palapa Records. Mini album tersebut berisi
tiga lagu yakni Belenggu, Riuh, dan Technological Principal. Lagu yang
terakhir disebut tercantum dalam kompilasi paling bersejarah,
Independent Rebels yang dirilis tahun 1997.
Jasad ditinggalkan Yadi Behom pada 1998. Setahun kemudian giliran
Yayat yang cabut. Sebagai gantinya, Jasad menggamit Man dari Injected
Sufferaged dan Ferly dari Forgotten. Dengan formasi Man (vokal), Ferly
(gitar), Yuli (bas), Dani (drum), Jasad berkibar sebagai salah satu band
death metal paling berpengaruh di tanah air.
Sempat merilis EP Ripping the Pregnant, mereka akhirnya melakukan
pencapaian luar biasa saat mengeluarkan album bertajuk Witness Of
Perfect Torture pada 2001. Album ini dirilis Rottrevore Records dan
kemudian dirilis ulang Forever Underground.
Nama Jasad sendiri dicetuskan Yuli, sang basis. Yuli mengaku nama itu
ia dapat ketika suatu saat melihat seseorang mengenakan baju
bertuliskan Jasad. Nama itu kemudian ia jadikan band yang dibentuknya.
Line up Man, Ferly, Yuli, dan Papap, sanggup bertahan salama satu
dekade. Memasuki tahun 2011, Jasad melakukan pergantian personel di
posisi drum. Itu pun karena terpaksa setelah Papap mengalami kecelakaan
yang cukup parah. Jasad kemudian menggelar audisi.
Dulu ketika Yuli memilih nama Jasad karena alasan ingin memberi kesan
seram tapi tetap dalam bahasa Indonesia. Namun, sekarang mereka punya
makna sendiri untuk nama band mereka. “Bagi saya Jasad bisa berarti jang
sadayana atau jang sadunia,” seloroh Man.
Bahkan sejak 2008, Man mengartikan nama Jasad dengan akronim yang lebih edan yakni: Jarang Ada Satria Abadi di Sini’,” jelas Man
Apa pun, banyak parameter yang bisa dijadikan penanda bahwa Jasad
sangat layak ditahbiskan sebagai band deathmetal paling berpengaruh
untuk scene bawah tanah. Bukan hanya di Bandung, tapi juga tanah air.
http://www.bandung-underground.com/band/j/jasad

Man Jasad
SOSOK
Man Jasad lahir di Cimahi pada 12 Januari 1978. Vokalis,
Presiden Republik Gaban, aktif berkegiatan di bidang seni dan budaya,
baik secara personal maupun dengan Karinding Attack dan Band asal
Bandung Jasad, dia juga menyatakan dirinya sebagai Ketua Dewan Pembina
Partai Pemuda Idaman.
InfoBandung sempat bertemu dengan Man Jasad di Gedung Indonesia
Menggugat dan mengajukan beberapa pertanyaan juga pertanyaan titipan
dari teman-teman di twitter.
Q: Halo Kang Man gimana keadaan Republik Gaban (Republik
Garut-Bandung sebuah Negara yang dibuat Man Jasad lebih dari 2 tahun
silam)?
A: Sangatlah memprihatinkan, dikarenakan banyak pemuda pemudinya yang
jomblo meskipun didukung oleh kekayaan alam yang melimpah kesuburannya,
rakyatnya juga masih banyak yang lapar bahkan banyak rakyat mencari
makan ketanah yang gersang ke Saudi Arabia.
Q: Adakah rencana kerja 5 tahunan untuk membasmi jomblo di Republik Gaban?
A: Yang harus dibasmi itu bukan jomblo tapi galau, pemuda/i harus
menerima kenyataan tidak berarti harus galau. Harus bisa mengekspresikan
karya-karya nyata. Mendedikasikan kepada masyarakat luas bukan pada
pacar. Warga Republik Gaban harusnya lebih produktif karena kalau jomblo
ga banyak berduaan sama pacar kan. Menurut saya masalah ke jombloan
salah satu sebabnya ada pejabat daerah yang mengambil hak-hak pemuda
yang menikah berkali-kali dengan gadis-gadis muda.
Q: Pertanyaan titipan dari @STS_Sandy Pak Presiden pernah galau ga?
A: Bukan galau kepada pasangan tapi galau secara kebangsaan, saya
galau saat melihat bangsa ini yang tidak makmur. Galau melihat pemuda/i
yang tidak mau menjadi diri sendiri / bangsa sendiri terlalu kebaratan
atau ketimuran, kalau galau karena wanita saya mah Cuma 1%, lebih baik
bercinta dengan rakyat.
Q: Bagaimana Kang Man memandang Jasad dan Karinding Attack?
A: Jasad mengangkat kearifan dengan dibungkus musik metal yang
notabene berasal dari barat tapi bagi Jasad itu hanya dipakai sebagai
sarana, bulan depan Jasad berencana merilis album yang berjudul Rebirth
of Jati Sunda. Kalau Karinding Attack mencoba menggunakan alat musik
dari bambu dan memandangnya sebagai alat kesenian yang bisa dieksplorasi
dengan metal dsb. Dimata saya tidak ada seni tradisi dan modern yang
ada hanya yang jelek dan baik secara subjektif. Saya tidak mau
mendikotomi hal ikhwal kebudayaan.
Q: Pertanyaan titipan lagi nih kang dari @akmalsonozaki Kang Man minum apa biar suaranya mantep?
A: Yang jelas saya tidak minum oli, cuka sama kecap. Minum airputih aja jangan minum air aki yah bahaya.
Q: Secara seni dan budaya ada agenda apa lagi nih kang?
A: Republik Gaban akan berafiliasi dengan kandidat calon wali kota,
saya sebagai presiden akan menelurkan album solo dan membangun kantung2
kebudayaan dan perpustakaan yang sedang berlanjut di beberapa titik
kampung2.
Q: Silahkan pernyataan terakhir Kang Man.
A: Mari kita jaga keberagam, gunakan perbedaan menjadi kekuatan
bernama Indonesia. Jangan sampai Bhineka Tunggal Ika jadi Bhineka
Tunggal Teunggeul (pukul-pukulan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar